6 Tips dan Cara Mengatasi Perut Melilit Saat Hamil Muda

Sensasi perut melilit atau kram memang acap kali dialami oleh ibu hamil, terutama ketika usia kandungannya masih di trimester pertama. Tentu saja perut melilit saat hamil muda menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan bagi para perempuan.

Namun, jangan khawatir, Anda bisa mengatasi hal tersebut dengan mengambil langkah-langkah yang tepat dan bijak. Pada artikel kali ini akan dijelaskan bagaimana cara meredakan gejala tersebut agar masa kehamilan tetap aman dan nyaman.

Apa Penyebab Perut Melilit Saat Hamil Muda?

Nah, sebelum mengetahui bagaimana cara mengatasinya, sebaiknya Anda ketahui terlebih dahulu apa penyebab perut melilit saat hamil muda! Berikut ini adalah sejumlah faktor yang menjadi penyebabnya:

1. Perubahan Hormon

Berbeda dengan biasanya, ibu hamil mengalami lonjakan hormon dalam tubuhnya. Salah satunya adalah hormon progesteron yang dapat mempengaruhi ketegangan otot-otot pada rahim hingga saluran pencernaan. Perubahan inilah yang kerap menjadi penyebab munculnya kram atau sensasi melilit.

1. Tekanan Pada Otot Rahim

Salah satu hal yang juga dapat dirasakan sebagai sensasi melilit dan kram pada perut adalah karena adanya perubahan pada rahim. Perubahan fisik ini sudah otomatis terjadi pada ibu hamil karena pembesaran rahim, sehingga terjadi tekanan otot-otot di sekitarnya.

1. Sembelit

Sembelit alias konstipasi juga menjadi kondisi umum yang terjadi pada ibu hamil di trimester pertama. Hal ini terjadi lantaran adanya perubahan hormon, seperti peningkatan progesteron. Perubahan hormon itulah yang memperlambat gerakan pada usus, sehingga menimbulkan sensasi melilit pada perut.

1. Penumpukan Gas Pada Saluran Pencernaan

Berhubungan dengan perubahan hormon sebelumnya, proses pencernaan makanan akan lebih lambat selama kehamilan. Kondisi tersebut menyebabkan penumpukan gas di dalam perut, sehingga menimbulkan sensasi melilit atau kram.

Baca:

Asam Lambung Naik saat Hamil: Cara Mengatasi dan Pencegahannya

Ini 6 Tips Mengatasi Perut Melilit Saat Hamil Muda

Bagi Anda yang saat ini sedang hamil muda, berikut ini adalah tips yang bisa menjadi pertimbangan Anda untuk mengatasi perut melilit dan kram. 

• Beri Pijatan Ringan: dengan gerakan memutar dan lembut di area perut untuk mengurangi ketegangan otot akibat peregangan rahim.
• Pastikan Kecukupan Air: agar tubuh Anda tetap terhidrasi dengan baik. Sebab, air dapat membantu melonggarkan otot-otot dan melancarkan sirkulasi darah.
• Jaga Pola Makan yang Sehat: dengan mengonsumsi serat tinggi, seperti buah-buahan dan sayuran untuk mencegah sembelit. Sebisa mungkin hindari makanan yang menyebabkan produksi gas berlebih.
• Olahraga Ringan: seperti jalan kaki atau berenang untuk menjaga kelancaran proses pencernaan dan merilekskan otot-otot perut.
• Istirahat yang Cukup: setiap hari untuk menghindari stress dan ketegangan pada tubuh.
• Pemanasan Sebelum Beraktivitas: sangat penting untuk ibu hamil. Pemanasan ringan akan membantu tubuh Anda lebih siap dan mengurangi risiko cedera.

Kapan Harus Konsultasi dengan Dokter Saat Mengalami Perut Melilit?

Seperti yang telah diketahui, perut melilit seperti kram pada ibu hamil adalah hal yang umum terjadi, terutama ketika fase trimester pertama. Namun, ada beberapa kondisi yang harus Anda perhatikan untuk segera mendapatkan penanganan medis atau dokter.

• Ketika sensasi melilit atau kram sangat intens dan berlangsung lama. 
• Saat perasaan melilit terjadi disertai dengan gejala lain seperti pendarahan atau keputihan yang tidak normal.
• Segera konsultasi dengan dokter jika terjadi gejala seperti mual parah, muntah berlebihan disertai demam.
• Ketika Anda memiliki riwayat kehamilan khusus dan harus mendapat pengawasan tenaga medis.

Artikel lainnya:

Posisi Tidur yang Nyaman untuk Ibu Hamil Saat Asam
Penyebab Asam Lambung Naik Saat Hamil Trimester 1

Nah, meskipun sensasi melilit dan kram adalah kondisi umum yang terjadi pada ibu hamil, akan tetapi hal itu tidak bisa diabaikan. Tetap waspada jika mengalami gejala yang tidak normal. Sebaiknya, Anda mengkonsultasikan hal itu dengan dokter atau tenaga medis lainnya agar mendapatkan penanganan yang solutif.