Asam lambung naik ke tenggorokan sering disebut sebagai refluks asam atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), telah menjadi masalah umum yang memengaruhi banyak orang di seluruh dunia. Mitos dan fakta seputar kondisi ini sering kali berkembang, menciptakan kebingungan di kalangan masyarakat.
Dalam upaya untuk memberikan pemahaman yang lebih baik, artikel ini akan membongkar mitos dan menyajikan fakta seputar refluks asam, menggali penyebabnya, mengidentifikasi gejalanya, dan menawarkan solusi yang efektif.
· Mitos 1: Refluks Asam Hanya Dialami Oleh Orang Dewasa.
· Fakta: Refluks asam dapat mempengaruhi semua kelompok usia, termasuk bayi dan anak-anak. Bayi yang sering muntah mungkin mengalami refluks asam yang disebabkan oleh fungsi sfingter esofagus yang belum sepenuhnya berkembang.
· Mitos 2: Hanya Makanan Pedas yang Memicu Refluks Asam.
· Fakta: Meskipun makanan pedas dapat memperburuk gejala, banyak faktor lain yang dapat memicu refluks asam, termasuk makanan berlemak, cokelat, kopi, minuman berkarbonasi, dan bahkan bawang putih.
· Mitos 3: Hanya Terjadi Setelah Makan Malam.
· Fakta: Meski sering terjadi setelah makan malam, refluks asam dapat terjadi kapan saja, terutama saat berbaring atau membungkuk. Kegiatan sehari-hari seperti mengangkat beban atau batuk yang kuat juga dapat memicu gejala.
· Mitos 4: Refluks Asam Hanya Terasa sebagai Rasa Terbakar di Dada.
· Fakta: Rasa terbakar di dada, atau heartburn, memang gejala umum refluks asam. Namun, gejala lain termasuk rasa asam di tenggorokan, batuk, suara serak, dan kesulitan menelan.
· Mitos 5: Hanya Obat-obatan yang Dapat Membantu Mengatasi Refluks Asam.
· Fakta: Selain obat-obatan seperti antasida dan inhibitor pompa proton (PPI), perubahan gaya hidup dapat sangat membantu mengurangi gejala refluks asam. Ini termasuk mengubah pola makan, meninggikan kepala tempat tidur, dan menghindari pemicu refluks.
Terdapat beberapa penyebab dari naiknya asam lambung ke tenggorokan, berikut penjelasannya:
· Kelemahan Sfingter Esofagus Bawah:Kelemahan pada sfingter esofagus bawah memungkinkan asam lambung naik ke esofagus, menyebabkan gejala refluks asam.
· Hernia Hiatus: Hernia hiatus, di mana bagian atas lambung menonjol melalui bukaan diaphragma, dapat menciptakan celah bagi asam lambung untuk naik ke esofagus.
· Polap Lambung: Pertumbuhan jaringan abnormal di dalam lambung, seperti polap lambung, dapat menjadi penyebab refluks asam.
· Kebiasaan Makan dan Gaya Hidup: Pola makan yang tidak sehat, makan terlalu banyak, konsumsi makanan pedas dan berlemak, serta merokok dapat meningkatkan risiko refluks asam.
Gejala-gejala refluks asam lambung di bawah ini kerap muncul dalam diri seseorang, hal ini tentu sangat menggangu aktivitas sehari-hari. Berikut beberapa gejalanya:
· Rasa Terbakar di Dada (Heartburn): Rasa terbakar di dada yang umumnya terjadi setelah makan adalah gejala klasik refluks asam.
· Rasa Asam di Tenggorokan: Asam lambung yang naik hingga ke tenggorokan dapat menciptakan sensasi rasa asam atau pahit.
· Batuk dan Suara Serak: Batuk kronis dan suara serak dapat menjadi gejala refluks asam, terutama jika terjadi secara berulang.
· Nyeri Dada dan Kesulitan Menelan: Beberapa orang mungkin mengalami nyeri dada yang mirip dengan serangan jantung, bersamaan dengan kesulitan menelan.
1. Perubahan Gaya Hidup: Diet Sehat: Kurangi konsumsi makanan pedas, berlemak, dan asam. Pilih makanan rendah asam dan tinggi serat.
2. Kontrol Berat Badan: Menjaga berat badan yang sehat dapat membantu mengurangi tekanan pada perut dan meminimalkan gejala.
3. Terapi Obat: Melakukan terapi obat seperti mengkonsumsi antasida untuk menetralkan asam lambung atau bisa juga Inhibitor Pompa Proton (PPI) yang bermanfaat untuk mengurangi produksi asam lambung. Selain itu H2 Blocker bisa dijadikan solusi untuk mengurangi jumlah asam yang diproduksi oleh lambung.
4. Gaya Hidup Sehat: Olahraga menjadi bagian dari cara hidup sehat, selain itu menghindari makan malam terlalu dekat dengan waktu tidur bisa menjadi salah satu cara untuk gaya hidup sehat.
5. Elevasi Posisi Tidur: Menyandarkan kepala tempat tidur atau menggunakan bantal tambahan dapat membantu mencegah asam lambung naik selama tidur.
6. Terapi Perubahan Gaya Hidup: Pijatan lembut pada perut dapat membantu merangsang pergerakan usus dan mencegah refluks. Selain itu melakukan yoga dan meditasi dapat membantu mengurangi stres, yang dapat memicu refluks asam.
Baca:
Pertolongan Pertama Asam Lambung Naik 6 Langkah Prosedur
Jika gejala refluks asam berlanjut atau menjadi lebih parah meskipun upaya perubahan gaya hidup, berkonsultasilah dengan dokter. Terkadang, penanganan medis lebih lanjut, termasuk evaluasi endoskopi atau pemberian resep obat, mungkin diperlukan untuk mengontrol kondisi ini.
Refluks asam dapat menjadi tantangan kesehatan yang signifikan, tetapi dengan memahami mitos dan fakta yang melingkupinya, serta menerapkan solusi yang efektif, banyak orang dapat mengelola gejalanya.
Penting untuk mengenali penyebab potensial dan mengambil langkah-langkah pencegahan sejak dini. Dengan demikian, kita dapat meraih kesehatan pencernaan yang optimal dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.