Darah rendah atau hipotensi merupakan kondisi ketika tekanan darah seseorang berada di bawah angka normal, yaitu di bawah 90/60 mmHg. Walaupun tidak selalu berbahaya, darah rendah yang kambuh bisa menimbulkan gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari, khususnya jika berhubungan dengan masalah pencernaan seperti asam lambung.
Menariknya, masih banyak orang yang tidak menyadari jika darah rendah bisa menyerupai atau berkaitan dengan gejala naiknya asam lambung atau GERD. Oleh sebab itu, penting untuk Sobat Nutri memahami ciri-ciri darah rendah kambuh dan bagaimana hubungannya dengan gangguan lambung.
Sobat Nutri perlu tahu ketika darah rendah kambuh, aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak serta organ vital menjadi berkurang. Hal tersebut bisa memicu berbagai gejala, seperti :
Ini merupakan gejala paling umum dari darah rendah. Ketika tekanan darah turun, suplai oksigen ke otak juga menurun, mengakibatkan rasa melayang atau pusing, khususnya ketika berdiri mendadak dari posisi duduk atau tidur.
Tubuh Sobat Nutri terasa tidak bertenaga karena aliran darah yang kurang maksimal tidak sanggup memenuhi kebutuhan energi sel-sel tubuh. Dampaknya, Sobat Nutri bisa merasa sangat lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat.
Gejala ini sering kali disalah artikan sebagai gangguan lambung. Padahal, mulai bisa terjadi karena suplai darah ke sistem pencernaan terganggu, sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan pada perut.
Ketika darah rendah kambuh, penglihatan bisa terganggu. Hal tersebut terjadi karena kurangnya oksigen ke retina mata dan otak.
Darah rendah bisa menyebabkan aktivasi sistem saraf simpatis yang memicu keringat dingin, khususnya di telapak tangan, kaki, dan dahi.
Jantung berusaha untuk mengkompensasi tekanan darah rendah dengan memompa darah lebih cepat. Hal ini bisa mengakibatkan rasa berdebar yang tidak nyaman.
Ciri-ciri darah rendah kambuh dan naiknya asam lambung sering kali tumpang tindih, seperti mual, lemas, dan nyeri ulu hati. Namun, ada beberapa penjelasan medis yang menjelaskan bagaimana darah rendah bisa berkaitan atau memicu gejala asam lambung:
Ketika tekanan darah menurun, aliran darah ke lambung dan usus juga ikut terganggu. Hal ini bisa menyebabkan iritasi pada lapisan lambung dan memperlambat pencernaan, yang kemudian memicu peningkatan produksi asam lambung.
Saat darah rendah kambuh, tubuh mengalami stres yang dapat memicu produksi hormon kortisol. Hormon ini diketahui bisa meningkatkan sekresi asam lambung, sehingga memperparah kondisi seperti gastritis atau GERD.
Kombinasi antara tekanan darah rendah dan kelebihan asam lambung dapat menyebabkan mual yang parah dan penurunan nafsu makan. Jika kondisi ini terus berlanjut, tubuh bisa mengalami kekurangan nutrisi, yang pada gilirannya memperburuk darah rendah.
Baca: Ciri-ciri Dispepsia dan Kenali Sejak Dini sebelum Terlambat
Beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi (misalnya beta blocker) atau obat untuk lambung (seperti antasida atau PPI) bisa mempunyai efek samping berupa penurunan tekanan darah. Interaksi inilah yang kerap menyebabkan gejala muncul bersamaan.
Ciri-ciri darah rendah kambuh sering kali menyerupai atau bahkan berhubungan langsung dengan gejala naiknya asam lambung. Kedua kondisi tersebut dapat saling mempengaruhi dan memperburuk gejala satu sama lain.
Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda awal serta melakukan penanganan yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh. Pola hidup sehat, manajemen stres, dan asupan makanan yang baik menjadi kunci utama untuk mencegah kambuhnya darah rendah sekaligus menjaga kestabilan asam lambung.