Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dan asam lambung sering kali menjadi topik yang membingungkan bagi banyak orang. Banyak yang bertanya-tanya apakah keduanya sama atau memiliki perbedaan yang signifikan.
GERD dan asam lambung kerap disebut bersamaan, tetapi keduanya adalah kondisi yang berbeda. Asam lambung adalah cairan yang diproduksi oleh lambung untuk mencerna makanan, sementara GERD adalah kondisi medis yang terjadi ketika refluks asam lambung terjadi secara berulang.
Dalam artikel ini, akan membahas secara rinci tentang GERD, asam lambung, perbedaan antara keduanya, gejala, penyebab, faktor risiko, diagnosis, perawatan, serta cara mencegahnya.
Sebelum kita memahami GERD, penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang asam lambung itu sendiri. Asam lambung adalah cairan asam yang diproduksi oleh lambung untuk mencerna makanan yang kita konsumsi.
Hal ini merupakan proses alami yang terjadi dalam tubuh kita setiap kali kita makan. Fungsi utama asam lambung adalah untuk membantu melarutkan makanan dan membunuh bakteri yang masuk bersama makanan.
GERD adalah kondisi medis yang terjadi ketika asam lambung naik kembali ke esofagus secara berulang. Esofagus adalah saluran makanan yang menghubungkan tenggorokan dengan lambung.
Normalnya, ada katup kecil di dasar esofagus yang disebut sfingter esofagus bagian bawah yang membantu mencegah asam lambung naik ke atas. Namun, pada orang dengan GERD, sfingter ini mungkin melemah atau tidak berfungsi dengan baik, memungkinkan asam lambung untuk naik kembali ke esofagus.
Asam Lambung: Merupakan cairan asam yang diproduksi oleh lambung untuk mencerna makanan. Ini adalah fungsi normal tubuh yang terjadi setiap kali kita makan.
GERD: Merupakan kondisi medis yang terjadi ketika refluks asam lambung terjadi secara berulang. Hal ini dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan seperti nyeri dada, sensasi terbakar di dada (heartburn), regurgitasi (perasaan makanan yang naik kembali), dan sesak napas.
Gejala GERD dapat bervariasi dari ringan hingga parah, dan bisa termasuk:
· Nyeri dada (terutama setelah makan atau saat berbaring)
· Sensasi terbakar di dada (heartburn)
· Regurgitasi atau rasa pahit di mulut
· Sulit menelan (disfagia)
· Batuk kronis
· Suara serak atau perubahan suara lainnya
· Sesak napas
Baca:
Pertolongan Pertama pada Penderita GERD saat Kambuh
Gejala asam lambung sering kali mirip dengan gejala GERD, dan bisa termasuk:
· Sensasi terbakar di dada (heartburn)
· Regurgitasi asam
· Perut kembung
· Mual
· Muntah
· Nyeri dada atau rasa terbakar setelah makan
Penyebab GERD dan asam lambung bisa bervariasi, tetapi beberapa faktor yang umumnya berkontribusi meliputi:
· Makan makanan pedas, berlemak, atau berminyak
· Konsumsi minuman beralkohol dan kafein
· Kebiasaan merokok
· Kegemukan atau obesitas
· Makan dalam porsi besar sebelum tidur
· Mengenakan pakaian yang ketat di sekitar perut
· Memiliki hernia diafragma
· Kehamilan
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami GERD atau asam lambung meliputi:
· Kebiasaan merokok
· Konsumsi minuman beralkohol dan kafein secara berlebihan
· Kegemukan atau obesitas
· Usia lanjut
· Kehamilan
· Konsumsi obat tertentu seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), kalsium antagonis, atau obat untuk tekanan darah tinggi
· Kondisi medis tertentu seperti hernia hiatus atau hiperparatiroidisme
Diagnosis GERD dan asam lambung sering kali didasarkan pada riwayat gejala dan pemeriksaan fisik oleh dokter. Tes lain yang mungkin dilakukan termasuk:
· Endoskopi: Prosedur di mana dokter menggunakan tabung lentur dengan kamera di ujungnya untuk memeriksa bagian dalam kerongkongan dan lambung.
· Manometri esofagus: Tes yang mengukur tekanan di dalam esofagus.
· pH-metri esofagus: Tes yang mengukur tingkat asam di dalam esofagus selama periode waktu tertentu.
Perawatan untuk GERD dan asam lambung tergantung pada tingkat keparahan gejala dan penyebabnya. Beberapa opsi perawatan yang umum meliputi:
· Perubahan gaya hidup seperti menghindari makanan berlemak atau pedas, menghentikan merokok, menurunkan berat badan, dan menghindari makan dalam porsi besar sebelum tidur.
· Obat-obatan seperti antasida, penghambat pompa proton (PPI), atau obat penahan asam (H2 blocker).
· Terapi perilaku kognitif atau terapi bicara jika gejala GERD atau asam lambung terkait dengan stres atau kecemasan.
Beberapa langkah pencegahan yang dapat membantu mencegah GERD dan asam lambung meliputi:
· Hindari makanan yang dapat memicu refluks asam, seperti makanan berlemak, pedas, atau berminyak.
· Makan dalam porsi kecil dan hindari makan dalam waktu dua hingga tiga jam sebelum tidur.
· Hindari merokok dan minuman beralkohol.
· Hindari mengenakan pakaian yang terlalu ketat di sekitar perut.
Penting untuk memahami perbedaan antara keduanya dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk menjaga kesehatan pencernaan Anda. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.