Halo, Sobat Nutri! Pernah nggak sih, kamu lagi banyak pikiran, dikejar deadline, atau lagi ada masalah, eh... tiba-tiba perut terasa perih, kembung, dan dada panas? Kalau iya, kamu nggak sendirian. Banyak yang mengira asam lambung hanya disebabkan oleh makanan pedas atau kopi, padahal ada pemicu "tak kasat mata" yang sering luput dari perhatian: yaitu pikiran kita sendiri.
Faktanya, ada hubungan yang sangat erat antara kondisi mental dengan kesehatan pencernaan. Para ahli bahkan menemukan bahwa stres menyebabkan asam lambung kronis pada banyak orang. Ini bukan lagi sekadar mitos, lho.
Yuk, kita kupas tuntas bagaimana pikiran yang kalut bisa membuat perut jadi "rewel" dan bagaimana cara mengatasinya!
Mungkin Sobat Nutri bertanya-tanya, "Apa hubungannya cemas di kepala dengan asam di perut?" Nah, koneksinya ini sangat ilmiah dan terjadi melalui beberapa mekanisme di tubuh kita.
Saat stres, tubuh melepaskan hormon kortisol. Dalam jangka pendek, ini wajar. Tapi jika stres terjadi terus-menerus, kadar kortisol yang tinggi dapat merangsang sel-sel di lambung untuk memproduksi asam secara berlebihan. Inilah kenapa saat banyak pikiran, perut sering terasa melilit.
Bayangkan ada jalan tol dua arah antara otak dan sistem pencernaanmu. Saat otak mengalami stres, ia akan mengirimkan sinyal "panik" ke seluruh tubuh, termasuk ke lambung. Menurut penelitian dari Harvard Health, koneksi ini bisa membuat lambung jadi lebih sensitif. Akibatnya, jumlah asam yang normal pun bisa terasa jauh lebih perih dan menyakitkan.
Saat stres, otot-otot tubuh, termasuk otot di sekitar perut, menjadi lebih tegang. Ketegangan otot ini meningkatkan tekanan pada organ pencernaan, sehingga mendorong asam lambung naik ke atas.
Menariknya, hubungan antara stres dan asam lambung bersifat dua arah. Stres memicu kekambuhan asam lambung, sementara gejala asam lambung yang kambuh juga bisa meningkatkan stres dan kecemasan pada penderitanya. Inilah yang membuat asam lambung bisa menjadi kronis jika tidak diatasi dengan baik.
Coba deh jujur, saat lagi stres, apa yang biasanya kamu lakukan? Banyak orang cenderung mencari "pelarian" ke hal-hal yang kurang baik bagi kesehatan:
Semua perilaku ini adalah pemicu klasik asam lambung. Jadi, stres tidak hanya menyerang secara langsung, tapi juga secara tidak langsung lewat kebiasaan buruk kita.
Secara fisik, gejalanya sama saja dengan asam lambung pada umumnya:
Bedanya hanya terletak pada pemicunya. Jika gejala ini selalu muncul saat kamu sedang cemas, banyak tekanan, atau kurang tidur, besar kemungkinan biang keladinya adalah stres.
Karena pemicunya ada dua (pikiran dan fisik), maka solusinya juga harus dari dua sisi seperti berikut ini:
Mengelola sumber masalah adalah langkah paling efektif. Sobat Nutri bisa mencoba beberapa hal sederhana ini:
Saat pikiran sedang "berperang", lambungmu butuh perlindungan ekstra. Hindari makanan pemicu dan pilihlah asupan yang aman. Memulai hari dengan sarapan yang tepat adalah kunci untuk membangun "benteng" pertahanan bagi lambung.
Untuk ini, Sobat Nutri bisa memilih sereal yang berbahan dasar alami seperti umbi garut. Umbi garut dikenal memiliki sifat menenangkan dan membantu melapisi dinding lambung yang mungkin teriritasi akibat stres.
Kalau butuh yang praktis, Nutriflakes bisa jadi sahabat lambungmu di kala pikiran sedang kalut. Diformulasikan dengan kebaikan umbi garut, psyllium husk untuk melancarkan pencernaan, dan bahan alami lainnya, Nutriflakes adalah pilihan sarapan yang lembut dan nyaman di perut. Cukup seduh, dan kamu bisa memberikan "pelukan" hangat untuk lambungmu sebelum memulai hari yang penuh tantangan.
Hubungan antara stres dan asam lambung kronis adalah nyata dan didukung oleh sains. Jangan sepelekan kesehatan mentalmu, karena dampaknya bisa langsung terasa di perut bahkan enimbulkan berbagai gangguan kesehatan lain. Dengan mengelola stres dan memilih asupan yang tepat, Sobat Nutri bisa memutus lingkaran setan ini.
Ingat, pikiran yang tenang adalah awal dari perut yang nyaman. Jaga keduanya, ya!
Referensi: