Penderita sakit maag akut, akrab dengan gejalanya yang khas seperti nyeri ulu hati, mual, dan kembung. Maag mungkin hanya kunjungan singkat yang mengganggu, namun bagi yang lain, ia bisa menjadi tamu tak diundang yang terus-menerus kembali, menggerogoti kenyamanan dan kualitas hidup. Jika sobat nutri termasuk orang yang sering bertanya, “Mengapa maag saya sering kambuh padahal sudah berusaha hati-hati?” maka perlu penyesuaian pola hidup.
Memahami berbagai penyebab maag kambuh adalah langkah krusial untuk memutus siklus ketidaknyamanan ini. Penyebabnya bisa sangat beragam, mulai dari apa yang kita makan, bagaimana kita makan, hingga kebiasaan sehari-hari yang mungkin kita anggap sepele, bahkan kondisi medis yang mendasarinya. Artikel ini akan menjadi panduan komprehensif untuk mengidentifikasi berbagai faktor pemicu tersebut, sehingga bisa lebih proaktif dalam menjaga kesehatan lambung.
Sebelum kita menyelami lebih dalam penyebab kambuhnya, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan "sakit maag". Istilah "maag" sebenarnya adalah sebutan awam untuk sekumpulan gejala tidak nyaman yang terjadi di perut bagian atas. Dalam dunia medis, kondisi ini bisa merujuk pada beberapa hal, paling umum adalah:
Keduanya bisa disebabkan oleh peningkatan produksi asam lambung, kerusakan pada lapisan dinding lambung, atau pergerakan lambung yang tidak normal.
Penyebab maag sering kambuh bukan hanya disebabkan oleh hanya faktor tunggal, melainkan kombinasi dari beberapa hal. Berikut adalah berbagai penyebab umum yang perlu sobat nutri waspadai:
Ini adalah salah satu pemicu utama. Lambung kita memiliki jadwal alami untuk memproduksi asam guna mencerna makanan. Asam pada lambung bisa mengakibatkan masalah seperti penjelasan berikut:
Beberapa jenis makanan dan minuman secara aktif dapat merangsang produksi asam berlebih atau mengiritasi lapisan lambung. Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), beberapa pemicu umum meliputi:
Seringkali, tanpa kita sadari, rutinitas dan kebiasaan sehari-hari yang dianggap sepele justru berkontribusi besar terhadap sering kambuhnya gejala maag.
Proses pencernaan dimulai dari mulut. Makan terburu-buru maka belum sempurna terkunyah, belum halus. Lambung harus bekerja ekstra keras dan memproduksi lebih banyak asam untuk mencernanya. Selain itu, makan terlalu cepat cenderung menelan lebih banyak udara, yang bisa menyebabkan kembung.
Gravitasi membantu menjaga makanan dan asam lambung tetap berada di dalam lambung. Ketika berbaring segera setelah makan, terutama makan dalam porsi besar, isi lambung lebih mudah naik kembali ke kerongkongan (refluks), yang bisa memperburuk iritasi lambung dan gejala maag. Idealnya, beri jeda 2-3 jam antara makan dan tidur.
Nikotin dan ribuan zat kimia lain dalam rokok sangat merugikan bagi sistem pencernaan. Merokok dapat melemahkan LES, meningkatkan produksi asam lambung, mengurangi aliran darah ke lambung (memperlambat penyembuhan), dan meningkatkan risiko infeksi H. pylori.
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin, ibuprofen, atau naproxen, jika digunakan sering, dalam dosis tinggi, atau tanpa makanan, dapat mengiritasi lapisan lambung dan menghambat produksi prostaglandin, zat alami yang melindungi dinding lambung. Ini bisa menyebabkan gastritis atau bahkan tukak lambung.
Meskipun stres tidak secara langsung menyebabkan luka fisik pada lambung, stres kronis atau akut dapat memengaruhi "sumbu otak-usus" (brain-gut axis). Sebagaimana dijelaskan oleh Harvard Medical School, stres dapat:
Ini adalah penyebab sangat umum dari gastritis kronis dan tukak lambung. Bakteri H. pylori hidup di lapisan mukosa lambung dan menghasilkan zat yang merusak lapisan pelindung tersebut, memicu peradangan. Jika infeksi ini ada dan belum diberantas tuntas dengan antibiotik yang tepat, gejala maag akan sangat mungkin untuk terus kambuh.
Beberapa obat lain juga berpotensi mengiritasi lambung atau memicu gejala dispepsia pada sebagian orang, misalnya beberapa jenis antibiotik, suplemen zat besi, atau obat-obatan untuk osteoporosis (bifosfonat). Selalu diskusikan dengan dokter jika mencurigai obat tertentu sebagai pemicu.
Lemak berlebih di area perut dapat meningkatkan tekanan intra-abdomen, yang dapat mendorong asam lambung naik ke kerongkongan (mirip GERD) dan memperburuk gejala maag atau dispepsia.
Dalam beberapa kasus, maag yang sering kambuh bisa menjadi manifestasi dari kondisi medis lain, seperti:
Setelah mengetahui berbagai penyebabnya, langkah selanjutnya adalah pencegahan. Berikut adalah strategi yang bisa diterapkan:
Untuk mendukung upaya dalam menjaga kenyamanan lambung, memilih asupan yang tepat adalah kunci. Saat sarapan atau membutuhkan camilan yang tidak memberatkan lambung dan pencernaan, Nutriflakes bisa menjadi pilihan cerdas.
Diformulasikan dari bahan-bahan alami seperti umbi garut yang dikenal menenangkan lambung, psyllium husk yang kaya serat, serta susu etawa yang lebih mudah dicerna, Nutriflakes membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan. Ini adalah bagian dari pendekatan holistik untuk meminimalisir penyebab maag kambuh dari sisi nutrisi.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika:
Dokter akan membantu melakukan evaluasi lebih lanjut untuk menemukan penyebab pasti dari maag yang sering kambuh dan memberikan rencana penanganan yang paling sesuai.
Maag yang sering kambuh memang bisa menjadi sumber frustrasi. Namun, dengan pemahaman yang lebih baik mengenai berbagai penyebab maag kambuh, termasuk kebiasaan sehari-hari yang mungkin tidak kita sadari, kita bisa lebih berdaya untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang efektif.
Kombinasi dari pola makan yang benar, pengelolaan stres yang baik, perubahan kebiasaan buruk, dan jika perlu, intervensi medis, adalah kunci untuk memutus siklus kekambuhan maag. Mulailah dari hal kecil, konsisten, dan jangan ragu mencari bantuan profesional saat dibutuhkan demi lambung yang lebih sehat dan hidup yang lebih nyaman.
Referensi medis: